Rabu, 16 Januari 2008

LOVE is CINTA

Photobucket

Ryan (Irwansyah) dan Cinta (Acha Septriasa) bersahabat sejak lama dan mereka baru saja lulus SMA. Meskipun Ryan dan Cinta sedemikian dekatnya, tetapi mereka tidak pernah bisa mengetahui cara mengungkapkan hubungan mereka karena diantara mereka hanya sempat terucap kata “love” yang diterjemahkan sebagai “sayang”, suatu ungkapan yang menimbulkan ketidakpastian, bahkan sampai ketika mereka harus berpisah karena Ryan akan melanjutkan sekolahnya ke Amerika. Namun suatu peristiwa mengubah segalanya. Cinta terpukul karena Ryan ‘pergi’ tanpa memberi kepastian hubungan mereka, sedangkan Ryan merasa dirinya harus ‘menyampaikan kepastian’, bahwa ‘ada cinta’ darinya untuk Cinta. Ryan merasa urusan yang belum diselesaikan ini sungguh menggelisahkan jiwanya. Ia tidak akan pergi sebelum memberikan kepastian hubungannya walaupun Ryan harus menjadi orang lain, yaitu Doni (Raffi Ahmad).

Dia berusaha menghubungi Cinta akan tetapi menemui kesulitan. Bahkan orang tuanya pun tidak bisa mempercayai bahwa dirinya sesungguhnya adalah Ryan. Persoalan semakin bertambah rumit ketika Ryan mengetahui bahwa Doni sesungguhnya adalah seorang homo sehingga kemunculannya kembali disambut dengan sangat mesra oleh Papi (Sabar), pacar Doni.

Berbagai cara dilakukan Ryan untuk membuktikan cintanya karena disamping waktu yang dimilikinya singkat, juga karena Cinta kini telah dekat dengan Ivan (Andhika Pratama). Dengan berbagai cara Ryan akhirnya berhasil meyakinkan orang tuanya (Henidar Amroe dan Tio Pakusadewo), dan juga pada Mona (Juwita Maritsa) adik Cinta. Akan tetapi Ryan justru gagal meyakinkan Cinta. Cinta memang merasa bahwa Doni benar-benar mirip Ryan, tetapi ia sama sekali tidak bisa menerima orang yang dihadapinya sesungguhnya adalah Ryan. Mona terus berusaha meyakinkan Cinta. Cinta menjadi ragu tapi tetap sulit menerimanya.

Ryan sudah putus asa karena waktu yang diberikan kepadanya sudah habis. Namun ia sempat berkata kepada Cinta, di saat terakhirnya akan pergi ke tempat yang biasa didatanginya bersama Cinta, untuk mengatakan hal yang selama ini belum sempat diucapkannya. Ryan pergi ke tempat itu di saat-saat terakhir. Di saat yang sama, Ivan yang telah semakin dekat dengan Cinta, menyatakan cintanya. Cinta menjadi bimbang hingga pada akhir yang menentukan, Cinta tetap memilih pergi meninggalkan Ivan dan menuju ke tempat biasa dia bertemu Ryan.

Di tempat itu, di saat-saat menentukan, Cinta datang untuk mendapatkan kepastian sehingga akhirnya Cinta bukan saja mendapatkan kepastian yang dihadapinya benar Ryan, tetapi juga kepastian akan hubungan mereka yang belum pernah terucapkan. Ryan membawa Cinta dalam sebuah moment tak terlupakan, dan kini Cinta juga Ryan mempunyai kesempatan untuk mengucapkan kata-kata yang selama ini belum pernah terucapkan. Mereka tahu bagaimana kata “love” harus diterjemahkan, Cinta. Love is cinta.

Tidak ada komentar: